Siasat Cerdas
Memakai
Kartu Kredit
(Risiko Vs
Manfaat)

Suka Berhutangkah Anda ? Setiap orang tentu punya
hak untuk berhutang, walaupun ada banyak alasan mengapa seseorang berhutang ? Apalagi
jaman sekarang sudah banyak pilihan untuk berhutang. Mulai dari berhutang yang disertai dengan jaminan (agunan) sampai
dengan berhutang tanpa perlu memberikan agunan (jenis KTA=kredit tanpa agunan,
misalnya). Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang senantiasa
kreatif menghadirkan produk kredit (pinjaman). Contohnya, ada produk kredit
(pinjaman) yang sudah membudaya di masyarakat, yakni pinjaman dana berbentuk
kartu kredit. Yang jadi pertanyaan; sudahkah kartu kredit dimanfaatkan dengan
maksimal oleh para penggunanya ? Benarkah berhutang dengan kartu kredit bisa
menimbulkan banyak masalah? Faktor apa sajakah yang harus diperhatikan oleh
para penggunanya agar bisa memanfaatkan kartu kredit dengan cerdas, serta bisa
meminimalisasi risiko akibat dari ketidakcerdasan cara memakainya.
Di era
modern seperti sekarang, segala aktivitas dapat berjalan dengan mudah karena ada
dukungan teknologi. Salah satu contohnya adalah
keberadaan dari kartu kredit yang hadir karena memanfaatkan kemajuan teknologi.
Dengan kartu kredit, banyak orang dengan mudah melakukan transaksi plus
mendapatkan diskon khusus maupun reward yang diberikan oleh penerbit kartu
kredit. Tapi, mengapa “kredit macet” di sektor kartu kredit terbilang tinggi ?
Ada apa dengan para pengguna kartu kredit? Mengapa kartu kredit dianggap “lintah darat” oleh sebagian pengguna
yang notabene-nya mereka tidak tepat waktu membayar tagihan kartu kredit-nya ? Sementara
itu, tak sedikit pula ada pengguna (yang notabene-nya mereka adalah pembayar
tagihan kartu kredit tepat waktu), justru mereka sangat menikmati berbagai
keunggulan maupun fasilitas tambahan dari kartu kredit. Pertanyaannya, khusus
untuk para pengguna kartu kredit (kreditur) ; Mau dijadikan apakah kartu kredit
anda? apakah sekedar untuk gaya hidup, sebagai alat untuk mengatur cash flow
keuangan, sebagai alternatif dari fasilitas pembayaran transaksi, atau justru hanya
ingin dijadikan sapi perah semata - laksana peribahasa “habis manis sepah
dibuang”.

Apa pun
alasannya bagi para kreditur kartu kredit, berhutang melalui kartu kredit bukan
sekedar memanfaatkan, tapi perlu diikuti
dengan pengetahuan mengenai risiko yang harus dihadapi. Seperti, misalnya perihal
munculnya risiko berupa denda akibat dari keterlambatan membayar tagihan kartu
kredit, risiko tingginya bunga kartu kredit, risiko biaya administrasi dan
masih banyak lagi. Kemudian, bagaimana bila ada orang yang menyebutkan kalau
kartu kredit itu merupakan “LINTAH DARAT”-
pernyataan itu pun perlu dikaji ulang, sebab semua risiko yang timbul bermuara
dari ketidakmengertian si penggunanya. Toh, kartu kredit yang diberikan kepada pemohon,
bukan merupakan pemberian gratis alias cuma-cuma. Namun, pemohon kartu kredit
harus melalui hasil uji kelaikan. Nah, bagi pemohon kartu kredit yang “nakal”, tentu
jangan sekedar mencari jalan pintas agar permohonan kartu kredit-nya cepat disetujui.
Tapi, harus diimbangi dengan sikap cerdas dengan mempelajari dulu berbagai
aturan (terms & condition) perihal tata cara maupun kebijakan yang telah dikeluarkan
oleh penerbit kartu kredit.
Lalu
bagaimana jika ada anggapan bahwa ; kartu kredit membuat orang jadi “boros
berbelanja” ? Anggapan itu bisa saja benar, tapi perlu digaris bawahi lagi, karena
boros itu hanya berlaku bagi pengguna kartu kredit yang tak cerdas. Dan, pengguna
kartu kredit yang cerdas adalah mereka yang tidak dengan mudah memanfaatkanya
sebagai alat konsumsi (berkonsumtif). Walaupun tak bisa dipungkiri jika realita
menunjukkan bahwa kartu kredit lebih sering digunakan sebagai alat pembayaran transaksi
yang bersifat konsumtif. Di Jakarta contohnya, belakangan ini marak sekali “kaum
hawa dari metropolitan” bersikap konsumtif dengan memanfaatkan program “midnight
shopping”. Yang mana Redaksi Realitas Indonesia (RI) beberapa pekan lalu,
sempat singgah ke beberapa pusat perbelanjaan yang menyelenggarakan “midnight shopping” tersebut. Alhasil,
menunjukkan ; mulai dari kalangan ibu rumah tangga sampai wanita karir – mereka
sepertinya tak terpengaruh oleh larutnya
malam (padahal waktu sudah menunjukkan pukul 01.25 dini hari).
Ada satu
sisi menarik dari hasil pemantauan tim redaksi RI, ternyata para penggila
belanja, mereka dalam bertransaksi pada umumnya menggunakan kartu kredit
(credit card) di saat membayar. Hal ini tak lepas dari jumlah nominal
transaksinya, yang rata-rata bisa menghasilkan
nilai transaksi lebih kurang Rp 1 juta setiap kepala. Sehingga, bisa kita bayangkan bila mereka bertransaksi
secara tunai – yang pasti mereka perlu menyediakan dana tunai di kocek berkisar
Rp 1 juta s/d Rp 3 juta. Dan, bila itu terjadi –membawa uang tunai dengan
jumlah besar di malam hari tentu sangat berisiko. Dan, kini… dengan kartu
kredit, para penggila belanja pun dimanjakan sekali.
Fenomena
yang terjadi dari transaksi ini jelas bahwa kartu kredit telah menjadi alat
pembayaran alternatif. Khususnya bagi masyarakat perkotaan. Lalu timbul pertanyaan
; Bukankah kartu kredit itu justru membuat orang jadi senang berhutang ? apakah
tidak takut dengan bunga kartu kredit ? Apalagi ada banyak cerita mengenai
pengalaman pahit “telah dijerat” oleh bunga kartu kredit. Yang lebih seru lagi,
bahkan kartu kredit sering dijadikan objek sumpah serapah dari pemakainya.
Kemudian timbul pertanyaan ; “apakah memakai kartu kredit itu berujung pada
penyesalan?” – Tentunya, tidak – sebab bila melihat kenyataan yang ada ; bisnis
kartu kredit tak pernah henti, bahkan banyak bank terus gencar memberikan
penawaran. Dan laksana gayung bersambut, peminat dari kartu kredit pun tiada
pernah punah.
Mengenal Lebih Dekat Kartu Kredit
Di banyak
pusat perbelanjaan, kerap kita menemui banyak sales girl maupun salesman yang
menawari kartu kredit. Melalui berbagai
pendekatan yang dilakukan, mereka berupaya meyakinkan banyak orang, mulai dari
memberikan penjelasan adanya program bebas annual
fee (iuran tahunan), bunga rendah, sampai dengan kepastian pemilikan kartu
kredit yang cepat terealisasi (walaupun
masalah disetujui atau tidaknya permohonan tersebut). Apakah fungsi, manfaat,
maupun risiko menggunakan kartu kredit ?
Kartu
kredit memiliki fungsi sebagai berikut ;
1. Sebagai alat pembayaran transaksi non tunai (adanya kelonggaran waktu pembayaran transaksi) ;
1. Sebagai alat pembayaran transaksi non tunai (adanya kelonggaran waktu pembayaran transaksi) ;
Dalam konteks ini, pengguna kartu kredit tidak perlu
mengeluarkan uang tunai di saat membayar transaksi. Dan yang perlu dicatat,
jumlah transaksi yang bisa digunakan melalui kartu kredit, harus disesuaikan
dengan plafon kredit yang tersedia di kartu kredit.
Ary adalah seorang pegawai swasta yang
kadang harus keluar kota. Dikarenakan uang perjalanan dinas dari kantornya baru
dibayarkan 1 minggu kemudian, ia pun harus memanfaatkan kartu kredit di saat
membayar transaksi, yang mana melalui kartu kredit ia bisa melakukan / mendapatkan penundaan
pembayaran, dan menghindari pembayaran tunai. Berikut illustrasinya ;
“Ary, adalah pengguna kartu kredit. Sesuai
dengan aturan kartu kredit yang dimiliki, ia memiliki jadwal pencatatan tagihan tanggal
29 setiap bulannya. Dalam hal ini, jatuh tempo dari pembayaran tagihan
adalah 15 hari ke depan dari tanggal pencatatan. Lalu bagaimana relevansinya
dengan masa penundaan pembayaran ? – suatu ketika dalam perjalanan keluar kota,
ia sangat tertarik untuk membelikan buah tangan (cindera mata) untuk sang
istri. Lalu diputuskanlah ia membeli satu set pajangan guci berharga Rp
600ribu. Singkat kata, ia pun membayarnya
dengan menggunakan kartu kredit. Sebelum eksekusi pembayaran, ia sempat melihat
tanggal, yang pada saat itu rupanya tanggal 2 Januari 2009. Setelah mengetahui tanggal
transaksi yang ia lakukan. Berapa lama waktu penundaan pembayaran yang di
dapatnya ? Berikut ini simak perhitungannya ;
Penjelasan ;
- Dikarenakan transaksi terjadi pada tgl, 2 Januari – dengan demikian tagihan transaksi tersebut akan tercatat tanggal 29 Januari – sementara itu, untuk tanggal jatuh temponya dihitung 15 hari kemudian setelah tanggal pencatatan ( jatuh tempo tepatnya tgl ; 12 Februari).
- Bila sdr. Ary mau memanfaatkan masa tenggat waktu pembayaran, maka ia bisa melakukan pembayaran pada tanggl 12 Februari – sehingga ia bisa mendapatkan kelonggaran waktu selama 42 hari dari tanggal realisasi transaksi.
- Untuk contoh ini, lebih fokus pada fungsi kartu kredit sebagai pengganti transaksi tunai (adanya kelonggaran waktu pembayaran)
Kartu kredit bisa dikatakan berfungsi sebagai penyedia pinjaman. Berikut ini contohnya;
"Sdri. Indahadalah pengguna kartu kredit. Ia merupakan wanita super aktif,
mengingat ia bekerja sambil kuliah. Suatu ketika, ia harus
menghadapi problematika dikarenakan ibu kandungnya sakit, yang mana harus
dirawat di rumah sakit. Berhubung, ia tak memiliki uang tunai untuk membayar
uang muka (down payment) rumah sakit dengan terpaksa ia harus melakukan
pembayaran uang muka dengan kartu kredit. Melalui kartu kredit ia bisa
mendapatkan pinjaman”.
Makin tinggi taraf hidup seseorang
berimplikasi kepada kegiatan ekonominya. Salah satunya adalah perihal sikap
konsumtif. Dan ini tak bisa dipungkiri, sebab realita menunjukan, tak sedikit
orang yang memiliki tingkat ekonomi tinggi, ia pun kerap menghadirkan transaksi
dengan jumlah yang besar pula. Bisa dibayangkan jika seorang director harus
mengundang makan rekanan kerjanya. Berikut ini contohnya;
“Ahadian adalah Director dari salah satu
perusahaan swasta. Mengingat ia memiliki segudang aktivitas terutama di luar
kantor. Bisa dibayangkan ia setiap hari harus mempersiapkan dana yang tak
sedikit untuk melakukan entertain (aktivitas luar kantor termasuk dalam hal ini
aktivtas melobi). Apalagi perusahaan (tempatnya bekerja) sangat mendukungnya
agar terus bisa meningkatkan omset bisnis perusahaan. Singkat kata; laksana
sebuah ungkapan untuk menangkap ikan besar perlu alat pancing dan umpan yang
besar pula. Suatu ketika ia harus melakukan dinner dengan beberapa rekanan
maupun klient perusahaan, dikarenakan tamu yang diundang adalah kalangan director,
maka diputuskanlah untuk dinner di salah satu Japanes Restaurant. Dan setelah
mendapatkan billing restaurant, jumlah transaksi yang harus dibayar sebesar Rp
6 juta. Kemudian Ahadaian mengeluarkan kartu jenis gold untuk membayar tagihan
itu.”
Berdasarkan contoh di atas jelas bahwa
kartu kredit sangat membantu pembayaran dengan jumlah yang besar, dan bagi
mereka yang bertransaksi pun tak perlu repot membawa uang dengan jumlah besar.
Di luar
dari fungsi yang disebutkan di atas, pengguna kartu kredit maupun calon
pengguna kartu kredit sepatutnya mengetahui hal-hal yang menyebabkan orang
terjerat hutang dari tagihan kartu kredit, diantaranya yakni ;
a. Karena
adanya sikap coba-coba atau dengan sengaja dari para pengguna kartu kredit
untuk melakukan keterlambatan membayar tagihan (dalam konteks ini adalah
pengguna yang secara financial mampu membayar tapi secara sengaja melakukan
keterlambatan pembayaran), sehingga mengakibatkan munculnya beban bunga kartu
kredit.
b. Pemakai
kartu kredit belum memiliki keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.
(untuk kasus ini, lebih dikarenakan ketidakmampuan dari pemakai kartu kredit
untuk mengukur pendapatan dan pengeluaran, sehingga di saat tagihan kartu
kredit muncul, ia tidak mampu membayar penuh tagihan, tapi hanya membayar
minimum payment (pembayaran minimal))
c. Menganggap
kartu kredit sebagai sumber dana tambahan, sehingga pada saat pemakaian ada hal
yang sering dilupakan, yakni ; Pengembalian / membayar dana pinjaman dari kartu
kredit.
d. Pemakai
kartu kredit, masih kurang faham maupun peduli mengenai perhitungan bunga kartu
kredit, yang biasanya bunga muncul dikarenakan keterlambatan pembayaran,
sehinga bisa menimbulkan tunggakan – lihat contoh perhitungan bunga kartu
kredit dari ilustrasi yang ada di tulisan ini.
e. Pengguna
kartu kredit masih kurang memperhatikan mengenai tanggal /waktu pencatatan
tagihan maupun jatuh tempo dari tagihan. Kerap ditemui, adanya pemakai kartu
kredit yang kurang cerdas dan seenaknya saja menggunakan kartu kredit tanpa
mempelajari tanggal penagihan maupun jatuh temponya pembayaran. Sebagai contoh;
Ibu.Irma adalah seorang pengguna kartu kredit, karena ketertarikan terhadap
sebuah tas, ia memutuskan untuk membeli tas tersebut, dan pembayaran pun
dilakukan dengan kartu kredit. Karena transaksi dilakukan akibat dari emosionalnya, ia pun menggunakan kartu
kredit tanpa memperhatikan tanggal. Pembelian tas pun terlaksanakan pada
tanggal 25 Januari – padahal tanggal pencatatan transaksi dari kartu kreditnya
direalisasi tanggal 27 setiap bulannya, lalu apa implikasinya ?, Ketika Ibu Irma
menerima tagihan pada tanggal 27 Januari, transaksi pembelian tas akan tercatat dalam
lembar tagihannya.
Ilustrasi Kartu Kredit dari Ibu. Irma ;
Ø Pencatatan transaksi tgl, 27 setiap bulannya
Ø Jatuh tempo 15
hari kemudian (terhitung sejak tanggal pencatatan)
Ø Bunga 3,5%
Ø Bunga penarikan tunai 4,0%
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa Ibu Irma
akan mendapatkan tagihan kartu kredit sebesar Rp. 3.350.000,- sesuai dengan
pencatatan tagihan pada tanggal 27.
Untuk mengatasi menumpuknya jumlah tagihan seperti yang
tampak pada tabel diatas (Pencatatan tgl, 27 Januari), Sebetulnya ada solusi
menarik yang bisa diambil oleh Ibu Irma, dalam hal ini jika ia mau sedikit
sabar untuk membeli tas tersebut tiga hari kemudian (tepatnya tanggal 28
Januari) – mengapa demikian? Karena bila ia melakukan transaksi pada tanggal 28
Januari, maka transaksi tersebut baru akan tercatat pada tanggal 27 Februari
2009 (lihat tabel tagihan bulan Februari), dan ini akan mengurangi beban
tagihan di tanggal 27 Januari 2009 (lihat break down dibawah ini)
f. Masih adanya Pengguna kartu kredit yang
menyalah manfaatkan kartu kredit. Dalam konteks ini, kartu kredit yang dimiliki
masih sering dijadikan sebagai kartu tarik tunai di ATM (automatic teller machine).
Yang menjadi pertanyaan; apakah pemakai kartu kredit sudah mengetahui akan
risiko yang terjadi dari penarikan tunai? Salah satu risiko dari penarikan
tunai adalah; pemakai kartu kredit akan dikenakan bunga langsung sebesar 4%
(belum termasuk bunga jika ia mengalami keterlambatan pembayaran tagihan). Selain
itu, perlu dicatat pula bahwa kadang masih ada juga pihak penerbit kartu kredit
yang mengenakan fee penarikan berkisar antara Rp. 30.000,- s/d Rp 50.000,-
Note: “penarikan tunai dengan menggunakan
kartu kredit sepatutnya dihindari. Terkecuali, kita telah memiliki kepastian
akan meraih pendapatan lebih cepat sebelum tagihan muncul, sehingga melunasi
tagihan tersebut dengan cepat”
g. Adanya sikap dari pemakai kartu kredit yang
lebih memilih melakukan pembayaran minimum (minimum payment) dari seluruh
jumlah tagihan yang harus dibayarkan. Minimum payment yang berlaku biasanya 10%
dari seluruh nilai tagihan kartu kredit.
Jika pemakai kartu kredit lebih
memanfaatkan pembayaran minimal, maka risiko beban bunga tagihan kartu kredit
harus dihadapi oleh pemakai kartu kredit, berikut ini contoh yang dapat
dipelajari;
Kartu Kredit Bpk Kardi ;
Ø Pencatatan transaksi tgl, 30 setiap bulannya
Ø Jatuh tempo 15
hari kemudian (terhitung sejak tanggal pencatatan)
Ø Bunga 3,5%
Ø Bunga penarikan tunai 4,0%
Melihat
kartu kredit tentu tak bisa dari sisi negatif semata. Seperti halnya sebuah
produk, kartu kredit juga memiliki sisi positif. Berikut ini beberapa hal
mengenai manfaat dari kartu kredit :
1.
Kartu kredit sebagai alat pembayaran tanpa
perlu mengeluarkan uang cash / tunai ;
Bagi khalayak pengguna kartu kredit, mereka dapat dengan mudah menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran transaksi (selama masih terpenuhinya plafon kredit)
Bagi khalayak pengguna kartu kredit, mereka dapat dengan mudah menggunakan kartu kredit sebagai alat pembayaran transaksi (selama masih terpenuhinya plafon kredit)
2.
Kartu kredit memiliki “Grace Periode”
(kelonggaran waktu pembayaran tagihan transaksi) ;
Salah satu keunggulan kartu kredit adalah pengguna bisa memanfaatkan "Grace Periode" (kelonggaran waktu pembayaran) - bagi banyak pengguna kartu kredit cerdas, mereka biasanya mempelajari terlebih dahulu tentang ; kapan tanggal pencatatan / cetak transaksi dan berapa hari masa waktu jatuh tempo yang berlaku. Nah, dari situ, barulah pengguna kartu kredit bisa menyesuaikan kira-kira kapan kemampuan bayar tagihan transaksi. Singkat kata, jika ia (pengguna kartu kredit), ia selalu menerapkan strategi manajemen waktu di dalam menggunakan kartu kredit.
3. Kartu Kredit kerap memberikan banyak program menarik ;
Salah satu keunggulan kartu kredit adalah pengguna bisa memanfaatkan "Grace Periode" (kelonggaran waktu pembayaran) - bagi banyak pengguna kartu kredit cerdas, mereka biasanya mempelajari terlebih dahulu tentang ; kapan tanggal pencatatan / cetak transaksi dan berapa hari masa waktu jatuh tempo yang berlaku. Nah, dari situ, barulah pengguna kartu kredit bisa menyesuaikan kira-kira kapan kemampuan bayar tagihan transaksi. Singkat kata, jika ia (pengguna kartu kredit), ia selalu menerapkan strategi manajemen waktu di dalam menggunakan kartu kredit.
3. Kartu Kredit kerap memberikan banyak program menarik ;
Penerbit kartu kredit tak pernah tinggal diam untuk terus meningkatkan pelayanan. Ini bisa dilihat di berbagai merchant di pusat perbelanjaan, yang mana memberikan diskon khusus kepada pengguna kartu kredit dari salah satu bank penerbit. Selain adanya diskon khusus kepada pengguna kartu kredit yang sangat pro aktif menggunakan kartu gesek ini, si pengguna pun bisa mengumpulkan bebagai reward yang diberikan (walaupun reward tersebut diikuti oleh berbagai persyaratan dari pihak penerbit)
Selain
program reward dan diskon, ada juga penerbit kartu kredit yang memberikan
fasilitas tambahan fasilitas bila kita masuk dalam ruang layanan publik.
Sebagai contoh ; bagi para calon penumpang di bandara, barang siapa memiliki
kartu kredit, maka ia bisa menggunakan fasilitas lounge bandara (dalam konteks
ini, lounge tersebut hanya berlaku bagi para pengguna kartu kredit)-dan sebagai
bukti pelayanan, di lounge ini mereka (pengguna kartu kredit) sangat dimanjakan
oleh kenyamanan ruang dan keramahan pelayananan (walaupun kemudian berujung
pada pembayaran transaksi dengan kartu kredit)
1.
Kartu kredit dapat digunakan sebagai jasa
tarik tunai di ATM (automatic teller machine) ;
Khusus untuk manfaat tarik tunai ini - perlu dicatat bahwa manfaat ini hendaknya digunakan pada saat darurat dan penting saja. Sebab, tarik tunai akan menimbulkan bunga penarikan dimuka, dan bisa menjadi beban biaya tambahan bagi pengguna kartu kredit. Singkat kata, tarik tunai dilakukan jika :
a. Kondisi
darurat akibat tidak membawa uang tunai dan atau sejenis kartu debet
b. Adanya kepastian untuk tepat waktu membayar tagihan yang diakibatkan transaksi penarikan tunai dengan kartu kredit (hal ini untuk meminimalisasi risiko bertambahnya beban bunga karti kredit)
2.
Kartu Kredit Mempermudah Proses Kredit
(khusus barang konsumtif) ;
Di media massa sering kita jumpai berbagai iklan produk elektronik yang menawarkan produknya dengan pembayaran kredit. Yang lebih menarik lagi tak segan-segan memberikan bunga pembelian kredit hingga 0%. Tapi, ini rupanya hanya berlaku khusus bagi para pengguna kartu kredit saja. Dalam hal ini, pengguna kartu kredit kerap menjadi prioritas utama. Mengapa demikian> Berikut ilustrasinya ;
Sdr.
Ridwan adalah pengguna kartu kredit jenis silver dengan plafon kartu kredit Rp
3 juta. Berhubung ia harus memenuhi kebutuhan Rumah Tangganya, ia harus membelikan
istrinya sebuah mesin cuci merek tertentu. Karena ia melihat iklan di salah
satu media massa tentang penawaran kredit membeli produk elektronik. Ia pun
datang mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan tersebut. Singkat kata, hanya
dengan menunjukkan kartu kredit yang dimilikinya (menjelaskan bahwa plafon
kartu kredit masih penuh / belum terpakai). Sdr Ridwan pun berhasil memboyong 1
buah unit mesin cuci seharga Rp 2,6 juta (cicilan sebesar Rp 216.666 / bulannya
– dengan lama cicilan 12 bulan). Pertanyaannya ; Bagaimana kondisi kartu kredit
Sdr.Ridwan setelah akad kredit pembelian mesin cucinya disetujui ? Jawabnya
adalah ;
Plafon
kartu kredit Sdr. Ridwan : Rp
3.000.000,- (plafon belum terpakai)
Ø Pencatatan transaksi : tgl, 30 setiap bulannya
Ø Jatuh tempo :
15 hari kemudian (terhitung sejak tanggal pencatatan)
Ø Bunga :
3,5%
Ø Bunga penarikan tunai : 4,0%
Kondisi
kartu kredit Sdr Ridwan setelah akad kredit pembelian mesin cuci terealisasi ;
Plafon kartu kredit : Rp 3 juta
Kredit mesin cuci :
Rp 2,6 juta (cicilan selama 12 bulan -> Rp 216.666 / bulannya)
Sisa
plafon kartu kredit yang boleh terpakai hanya : Rp 400.000,- (karena plafon
yang sebesar Rp 2,6 juta harus dikunci sebagai pembayaran kredit mesin cuci).
Hal ini akan menghasilkan munculnya risiko biaya yang besar jika Sdr.Ridwan
tidak tepat waktu melakukan pembayaran tagihan kartu kredit (lihat unsur-unsur
biaya yang berlaku di kartu kredit)
Berikut
ini biaya-biaya yang perlu diperhatikan oleh pengguna kartu kredit :
a.
Biaya keterlambatan pembayaran tagihan Rp
25.000,- s/d Rp 50.000,- ;
Biaya ini muncul
dikarenakan adanya keterlambatan pembayaran tagihan. Dan, akan sangat membebani
pengguna kartu kredit bila terbukti sering mengalami keterlambatan pembayaran.
Sebab, ini merupakan beban biaya di luar bunga.
b.
Biaya annual fee tahunan / iuran tahunan
(besarannya berkisar Rp 150.000,- s/d Rp 200.000,-) disesuaikan dengan
kebijakan penerbit kartu kredit ;
Annual fee
tahunan ini biasanya baru berlaku di tahun kedua. Sebab, penerbit kartu kredit
lebih sering memberikan fasilitas bebas annual fee pada penggunaan di tahun
pertama. Perlu dicatat bahwa besar kecilnya annual fee sangat disesuaikan
menurut penerbit kartu kredit
c.
Biaya bunga pinjaman berkisar antara 2% s/d
4% ;
Biaya
bunga ini muncul dikarenakan adanya keterlambatan pembayaran tagihan transaksi.
Beban biaya bunga ini akan membebani pengguna kartu kredit, jika ia tidak
menepati pembayaran (sudah lewat dari jatuh tempo) – dan bisa berakibat pada
melonjaknya jumlah tagihan di bulan berikutnya.
d.
Biaya bunga dari transaksi penarikan tunai
4% ;
Penarikan
tunai dengan menggunakan kartu kredit bisa membebani pengguna kartu kredit.
Sebab, bunga penarikan ini di luar dari bunga keterlambatan. Karena itu,
disarankan kepada pengguna kartu kredit, jika melakukan penarikan tunai
hendaknya diikuti dengan ketepatan pembayaran dalam melunasinya.
e.
Biaya Transfer Balance 1% s/d 1,5% (bila pengguna melakukan transfer
balance) ;
Biaya
transfer balance muncul dikarenakan adanya upaya dari pengguna kartu kredit
untuk melakukan switch penagihan ke bank alternatif (pengganti bank sebelumnya)
yang mana memberikan kebijakan bunga pinjaman lebih rendah. Dan, ini harus menjadi
perhatian bagi pengguna kartu kredit.
f.
Biaya tambahan dari setiap transaksi (kadang
dilakukan oleh merchant) ;
Dalam
setiap transaksi dan melakukan pembayaran menggunakan kartu kredit, pengguna
kartu kredit kerap dikenakan biaya tambahan dari transaksi yang terjadi.
Biasanya berkisar antara 3% s.d 5%
tentunya dapat menjadi beban tambahan bagi pengguna kartu kredit. Oleh sebab
itu, disarankan jika anda (pengguna kartu kredit ) dalam melakukan transaksi
pembayaran hendaknya disarankan menanyai terlebih dahulu, apakah dikenakan
biaya tambahan juga ?
g.
Biaya penggunaan melebihi pagu kredit ;
Biaya ini
muncul karena adanya penggunaan kartu kredit yang melebihi dari pagu kredit.
Untuk besar kecilnya biaya yang harus dibayarkan, setiap bank memiliki
kebijakan masing-masing. Diantaranya bisa sebesar 5% dari kelebihan limit.
h.
Biaya iuran tahunan kartu tambahan ;
Untuk
biaya ini iuran ini berlaku jika pengguna kartu utama juga memiliki kartu
tambahan. Misalnya seorang suami yang memberikan kartu kredit tambahan yang diperuntukan
bagi istrinya. Besarnya biaya iuran kartu tambahan ini disesuaikan menurut
masing-masing penerbit kartu kredit. Biasanya berkisar antara Rp 100.000,- s/d
Rp 150.000,-
i.
Biaya kartu hilang (penggantian kartu) ;
Penggantian
kartu kredit akibat kehilangan membuat pengguna kartu kredit harus mengajukan
kembali pembuatan kartu baru. Dan, dalam prosesnya harus disertai dengan biaya
pembuatan / penggantian kartu baru. Besarnya
biaya pembuatan / penggantian kartu ini disesuaikan menurut kebijakan
penerbit. Biasanya berkisar antara Rp 50.000,- s/d Rp 100.000,-
j.
Biaya pembayaran tagihan kartu kredit ;
Setelah
mengetahui beban tagihan yang harus dibayarkan, biasanya pengguna kartu kredit
segera melakukan transaksi pembayaran. Dalam implementasinya, pembayaran
dilakukan dengan cara tunai (setoran ke bank yang menerbitkan), via ATM Debet,
atau bisa juga melakukan transfer tunai melalui bank yang berbeda (transfer
beda bank). Dari seluruh proses pembayaran yang disebutkan tadi, keselurahannya
dikenakan biaya. Besar kecilnya masing-masing biaya tersebut sangat relatif
menurut kebijakan bank penerbit.
Contohnya, bila melakukan pembayaran via ATM (di bank yang sama selaku
penerbit kartu kreditnya), biaya yang muncul berkisar antara Rp 5000,- s/d Rp
10.000,-
k.
Biaya permintaan copy Billing Statement ;
Biaya ini
muncul jika pengguna kartu kredit mengajukan permintaan copy Billing Statement.
Hal ini biasa dilakukan oleh pengguna kartu kredit dalam rangka melakukan cross
check terhadap pemakaian kartu kredit. Besarnya biaya permintaan copy Billing
Statement berkisar antara Rp 10.000,- s/d Rp 12.500,-
l.
Bea Materei Lunas ;
Untuk
biaya ini dibebankan pada billing statement bulan berikutnya untuk total
pembayaran dalam 1 periode tagihan bulan sebelumnya. Besar kecilnya bea materei
disesuaikan dengan besarnya pembayaran yang dilakukan oleh pengguna kartu
kredit (kreditur). Misalnya ; jika kreditur kartu kredit melakukan pembayaran
antara Rp 250.000,- s/d Rp 1.000.000,- maka akan dikenakan bea materei sebesar
Rp 3000,-. Dan, jika pembayaran dilakukan lebih dari Rp 1 juta maka bea materei
yang dikenakan sebesar Rp 6.000,-
Cantiknya
Fasilitas Vs Seramnya Debt Collector

Menyalahkan
Marketing Kartu Kredit itu adalah sikap yang kurang bijaksana. Sebab, kita sudah
selaiknya bahwa seorang marketing hanya menjelaskan keunggulan dari produk yang
ditawarkan serta tidak akan menjelaskan secara gamblang mengenai kelemahan dari
produk / jasa yang ditawarkan. Sehingga, selanjutnya kembali pada keputusan calon
konsumen, apakah akan menelan mentah-mentah saja informasi yang disampaikan
oleh para marketing ? Atau sebaliknya, calon konsumen lebih kritis menimbang untung
rugi sebelum memutuskan memilih produk / jasa yang ditawarkan.
Kini harus
diakui kalau para Penerbit kartu kredit senantiasa memberikan aneka ragam nilai
tambah kepada para penggunanya. Mulai dari diberikan kebebasan pembayaran
annual fee, diskon khusus di merchant-merchant tertentu, sampai dengan
memberikan program hadiah / reward bagi pengguna kartu kredit yang dianggap
laik mendapatkannya. Yang tak kalah menarik lagi, para pengguna kartu kredit
yang memiliki kondite baik (tidak memiliki tunggakan pembayaran), maka tak
perlu heran jika di kemudian hari akan mendapatkan penawaran kenaikan plafon
kredit. Daryo (nama samaran) contohnya, karena ia pengguna kartu kredit yang
sangat aktif dan memiliki kondite baik (tunggakan tagihan nol), suatu saat ia
ingin melakukan perjalanan ke Batam karena adanya kunjungan bisnis dengan
beberapa rekan kerjanya. Karena harus menjaga tingginya pengeluaran selama di
Batam, ia kemudian menghubungi pihak penerbit kartu kredit agar bisa menaikkan
plafon kartu kredit – dengan alasan untuk berjaga-jaga selama di Batam jika ada
pengeluaran yang besar dan tak terduga.
Alhasil,
setelah selesai menghubunginya, dalam hitungan 24 jam ia pun berhasil
mendapatkan tambahan plafon kartu kredit sebesar 25% dari jumlah plafon yang
dimilikinya. Dalam konteks ini, biasanya penerbit hanya memberikan kenaikan
sementara (2 s/d 3 bulan saja)- karena selanjutnya plafon kartu kredit turun
kembali seperti semula. Tapi, kadang tak menutup kemungkinan kalau kenaikan
plafon tersebut bukanlah bersifat sementara, tapi permanen. Karena itu, bagi
pengguna kartu kredit, disarankan berbaik-baiklah kepada penerbit kartu kredit.
Toh, ada istilah mengatakan ; “Barang siapa menanam maka ia la yang akan menuai
hasilnya” – So, jangan suka bermain-main dan semena-mena dengan kartu kredit
yang sedang digunakan, sebab jika komitmen dilanggar, tak perlu heran jika
imbasnya kemudian ; leher anda akan dililit dengan berbagai bunga kredit maupun
denda. Belum lagi, ditambah dengan munculnya debt collector (penagih hutang)
yang kadang bersikap kurang ramah kepada anda (baik itu debt collector via
telepon maupun langsung ke rumah anda).

1. Terimalah
dengan lapang dada kunjungan dari Debt Collector – dan lakukan komunikasi
dengan baik, jelas dan terbuka, yang mana secara terbuka anda menjelaskan
sebab-musabab dari keterlambatan pembayaran tagihan kartu kredit. Dan,
komunikasi ini dilakukan secara seksama dan disarankan bersikap kooperatif
(sebagai contoh ; jika debt collector datang di saat panasnya siang hari, maka
disarankan untuk memberikan minuman segar, dan berbicaralah di dalam ruangan
yang sejuk-sebab hal ini bisa meredakan emosi)
2. Lakukanlah
pembayaran tagihan, dengan setidaknya melakukan pembayaran minimum seperti yang
tertera di tagihan kartu kredit (sebab, pembayaran tersebut menandakan adanya
good will dan komitmen untuk menyelesaikan kewajiban)
3. Janganlah
membuat janji pembayaran dengan menyebutkan tanggal. Sebab hal ini akan membuat
debt collector melakukan kejar tagih sesuai dengan apa yang ditagihkan.
Usahakan dengan kata-kata : “Dalam waktu dekat akan diusahakan dibayarkan”,
“Mudah-mudahan beberapa hari ke depan sudah bisa direalisasi”, dan masih banyak
lagi – terkecuali anda sudah betul-betul terdesak. (tapi disarankan harus
menepati janji)
4. Jangan
sodorkan uang tips kepada debt collector, sebab hal ini bisa membuat debt
collector menjadi ketergantungan. Dan, jangan lupa minta identitas diri dari
penagih (debt collector).
5. Hindari
pembayaran diserahkan langsung kepada debt collector – kalaupun terpaksa
disarankan pada saat pembayaran berlangsung, anda diberikan bukti pembayaran sah
dan lengkap.
Note :
Berikut ini ada langkah yang paling
bijaksana bila anda terbukti mengalami wanprestasi pembayaran tagihan kartu
kredit, yakni ; anda segera memberikan laporan langsung ke Pihak Bank penerbit
kartu kredit. Serta menjelaskan beberapa good will yang akan anda realisasikan
di kemudian hari.
Berikut
ini beberapa dispensasi yang dapat diajukan oleh pihak pengguna kartu kredit
kepada Pihak Penerbit Kartu Kredit, jika terbukti pengguna kartu kredit
mengalami kredit macet (penunggakan pembayaran) :
1. Pihak
pengguna kartu kredit dapat mengajukan permohonan pemotongan beban bunga
tagihan kartu kredit – dalam hal ini sangat kondisional sebab, bisa saja
penerbit memberikan kebijaksanaan dengan memangkas beban biaya bunga
2. Pihak
pengguna kartu kredit bisa mengajukan penghapusan biaya denda. Sebab, biaya
denda itu merupakan bersifat beban biaya diluar pokok dan bunga, sehingga lebih
bersifat informal, dan ini sangat memungkinkan bagi kreditur kartu kredit
mengajukan penghapusan.
3. Pengguna
kartu kredit juga bisa mengajukan restrukturisasi jadwal penagihan dan
pembayaran hutang tagihan kartu kredit. Disarankan pengguna kartu kredit
betul-betul bisa membuat jadwal pembayaran sebaik-baiknya, yang mana agar di
kemudian hari tidak memberatkan pengguna kartu kredit.
halo
ReplyDeleteAku Victoria Sanchez dari victoria perusahaan pinjaman sanchez, kami adalah perusahaan yang terdaftar, meminjamkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan mendesak, dan mereka yang telah ditolak kredit dari bank karena skor rendah kredit, pinjaman usaha, pinjaman pendidikan, kredit mobil , pinjaman rumah, pinjaman perusahaan dan banyak lagi, atau Anda ingin membayar utang atau biaya, atau sebelumnya Anda telah scammed oleh pemberi pinjaman uang palsu? Selamat Anda sekarang berada di tempat yang tepat, perusahaan victoria sanchez pinjaman yang handal, yang menyediakan pinjaman dengan tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%, kami datang untuk mengakhiri semua masalah. kita menggunakan media ini untuk memberitahu Anda bahwa kami memberikan bantuan rahasia dan akan bersedia untuk menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini via email di: victoriasanchezloanfirm@gmail.com.
banyak cinta
Ibu Victoria Sanchez
halo juga
ReplyDeleteSaya Jennifer Dawson Managing Director (MD) dari Jennifer Dawson Kantor Pinjaman, kami adalah perusahaan yang terdaftar, meminjamkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan keuangan mendesak, dan mereka yang telah ditolak kredit dari bank karena nilai kredit yang rendah, pinjaman usaha , pinjaman pendidikan, kredit mobil, kredit rumah, kredit perusahaan dan banyak lagi, atau Anda ingin membayar utang atau biaya, atau Anda telah scammed sebelumnya oleh pemberi pinjaman uang palsu? Selamat Anda sekarang berada di tempat yang tepat, Jennifer Dawson Pinjaman Firm, sebuah perusahaan pinjaman yang handal, yang menyediakan pinjaman dengan tingkat bunga yang sangat rendah dari 2%, kami datang untuk mengakhiri semua masalah. kita menggunakan media ini untuk memberitahu Anda bahwa kami memberikan bantuan rahasia dan akan bersedia untuk menawarkan loans.So menghubungi kami hari ini melalui email di jenniferdawsonloanfirm@gmail.com
banyak cinta
Ibu Jennifer
Halo,
ReplyDeleteHal ini untuk memberitahukan kepada masyarakat umum bahwa Nyonya, BRENDA HARAPAN pemberi pinjaman pinjaman swasta memiliki membuka peluang keuangan untuk semua orang yang membutuhkan bantuan keuangan. Kami memberikan pinjaman dengan bunga 2% kepada individu, perusahaan dan perusahaan di bawah syarat dan kondisi yang jelas dan dimengerti Dari
$ 20.000 untuk $ 7.000.000 USD, Euro dan Pounds Hanya. Saya memberikan Kredit Usaha,
Pinjaman Pribadi, Pinjaman Mahasiswa, Kredit Mobil Dan Pinjaman Untuk Bayar Off Bills. hubungi kami hari ini melalui e-mail di: (brendahope816@gmail.com)